PATUNG ARJUNA

.

Arjuna merupakan salah Satu dari Panca (lima) Pandawa sebagai sosok protagonis dari kisah Mahabrata yang juga mempunyai nama Iain (dasanama) menurut Mahabarata: Arjuna (di Bali kadang disebut Rejuna), Parta, Kiritin; sedangkan menurut cerita pedalangan Jawa, nama Iain

Arjuna antara Iain disebutkan: Pritaputra, Janaka, Permadi/Pamaqe, Dananjaya, Kumbalyali, Ciptaning, Mintaraga, Pandusiwi, Indratanaya, Jahnawi, Palguna, Danasmara dan Margana.

Arjuna adalah putra Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan Dewi Prita/Dewi Kunti, putri Prabu Basukunti, raja negara Mandura. Diceritakan Arjuna dalam kisaha Mahabrata mempunyai beberapa orang isteri versi pedalangan Jawa, antara Iain.

1. Dewi Sumbadra, putri Mandura, berputra Abimanyu

2. Dewi Larasati/Rarasati, berputra Sumitra

3. Dewi Wara Srikandi, putri Pandala (tidak mempunyai putra)

4. Dewi Ulupi/Dewi Palupi, putri Begawan Jayawilapa dari Yasarata, berputra Irawan.

5. Dewi Jimambang dari Pringcendani, putri Begawan Wilwuk, berputra dua orang yaitu: Kumaladewa dan Kumalasekti.

6. Dewi Dresanala, putri Batara Brahma, berputra Wisanggeni

7. Dewi Wilutama, seorang bidadari, berputra Wilugangga

8. Dewi/Endang Manuhara, putri Manikara di Andongsekar berputra dua orang putri bernama Endang Pregiwa dan Endang Pregiwati.

 

Arjuna mempunyai tempat kedudukan di Kesatriyan Madukara; sesudah perang Bratayuda selesai, Arjuna menjadi raja di Buwanakeling/Banakeling, bekas kerajaan Jayadrata, sebagai negaranya Perwatakan pribadi Arjuna sangat terkenal dalam kisah Mahabrata. Arjuna digambarkan sebagai seorang yang sakti mandra guna, berilmu tingi, cerdik pandai, pendiam, teliti.

sopan santun, berani, halus dalam tindakan dan kata-katanya, serta senang melindungi yang lemah. Apabila marah selalu menggigit bibir. Bakti kepada ibu dan kepada seseorang yang mempunyai kedudukan lebih tua, pandai dan cekatan dalam Olah keprajuritan dan senjata, khususnya dalam menggunakan panah; gemar mengembara dan tekun menjalankan tapa untuk kebahagiaan urnat dan keluarganya.

Arjuna bertapa untuk memohon kemenangan Pandawa dalam Baratayuda. Arjuna dapat mengatasi segala godaan yang mengganggunya, sehingga Dewata memberi anugerah senjata pamungkas, panah Pasopati. Arjuna mernbantu menumpas bala-tentara Prabu Niwatakawaca yang menyerang Suralaya. Dengan pimpinan dan siasat perang Arjuna, angkatan perang Dewa dapat menghancurkan bala tantara Niwatakawaca. Lakon ini dalam cerita aslinya, berjudul "Arjuna Wiwaha", diceritakan didalamnya Arjuna menjadi raja di Kaindran (Ka-indra-an) bergelar Prabu Kiritin/Kariti/Kaliti.

Arjuna sangat berjasa dalam menyelesaikan kerusuhankerusuhan yang terjadi di negara Madraka/Mandaraka. Dalam hal tersebut Arjuna dapat menemukan Dewi Erawati yang hilang yang kemudian diikawinkan dengan Prabu Baladewa. Arjuna pemah pula menangkap pencuri/duratmaka Gawa yang mencemarkan kerajaan Mandraka, dengan menculik Dewi Suttikanti.

Sutyatmaja (Nama Karna diwaktu muda) adalah perusuhnya yang akhirnya tertangkap oleh Arjuna. Karna kemudian dikawinkan dengan Dewi Surtikanti. Dalam kisah perkawinan Duryudana, Arjuna dapat mencarikan persyaratannya, yaitu seekor gajah-putih, sehingga Duryudana dapat kawin dengan Dewi Banowati, putri Madraka/Mandaraka.

Akhir riwayat Arjuna dalam Mahabrata, pada parwa yang ke XVII, yang berjudul 'Maha Prastanika Parwa', diceritakan bahwa Arjuna akhirnya mati dalam keadaan muksa dan masuk sorga

Arjuna mempunyai pakaian kebesaran, yaitu: kampuh limarsawo, ikat pinggang limarkatangi; gelung minangkara, kalung cantirakanta dan cincin mustika ampal, pemberian Rsi Durna/Drona, kepunyaan Ekalaya/Palgunadi raja Pranggelung. Arjuna mempunyai pusaka/senjata:

Keris Kyai Kalanadah, panah Gandewa pemberian Hyang Indra; Panah Pasopati, anugerah Sanghyang Manikmaya, dan Hyang Kuwera memberikan panah Hrudadali/Ardadadali Panah Sangkali adalah pemberian Pendeta Duma. Panah Cundamanik diberikan kepadanya dari SangHyang Kanekaputra/Narada, dan Hyang Brahma memberikan Bramastra. 

Senjata-senjata Arjuna yang lain yang terkenal dalam Pedalangan Jawa: Candranila, Sirsha, Dewadata (sungu atau kerrang), Baruna, Pulanggeni dan Sarotama. Arjuna Memiliki ilmu (ajian):

1. Palimunan: mempunyai khasiat dapat menghilang.

2. Tunggengmaya : dapat menciptakan air.

3. Sepiangin : dapat berjalan tidak menapak.

4. Mayabumi : berkhasiat menundukkan musuh.

5. Pengasih : dikasihi makhluk.

6. Asmaragama : untuk cinta-asmara.

Lain dari pada itu Arjuna mempunyai kuda bemama Cipta-Wilaha/Walaha dengan cambuknya bernama Kyai Pamuk.

Arjuna adalah tokoh ksatria dalam jaman Bharata yang tanpa tanding/tiada taranya, sehingga disebut Lananging jagat, sebutan ini oleh beberapa dalang diarti-kan lain. Dengan julukan Lananging jagat itu, dimaksudkan: pahlawan ulung yang benar-benar jantan dalam arti: bersifat satriya, menguasai segala hal dan seluk-beluk kehidupan dunia. Bentuk (wanda)nya: Jimat, Yudasrruua, Kinanti, Kadung, Kanyut, Ma/atsih, Mangu, Pengawe, , Pengasih dan Renteng.

Arjuna yang memohon keikutsertaan Kresna dalam Perang Baratayuda untuk berpihak ke Pandawa. Dalam adegan permohonan tersebut, Arjuna yang datang belakangan disambut lebih awal oleh Kresna ketika baru bangun dari tidurnya, dibandingkan dengan Duryudana yang telah datang dan menunggu terlebih dahulu di kamar tidur Kresna. Oleh karena itu Kresna sepakat menjadi kusir Arjuna dalam perang Baratayuda, tanpa mengangkat senjata; dan menyerahkan pasukan Narayana kerajaan Dwarawati untuk bertempur untuk Kurawa.

Sebelum perang Baratayuda berkecamuk, setelah sangku/sungu perang dibunyikan, timbul keengganan Arjuna untuk berperang melawan guru dan saudaranya di pihak Kurawa. Hal tersebut membuat Kresna merasa kesal dan mengantarkan Arjuna ke tempat kosong dan membabarkan yang nantinya dikenal dengan 'Bhagawad Gita' (nyanyian Tuhan). Kresna tahu bahwa kunci kemenangan Pandawa dalam perang' Baratayuda ada di tangan Arjuna. Pada saat turunya 'Bhagawad Gita' tersebut, Arjuna adalah satu-satunya manusia yang dapat melihat 'wujud Ketuhanan' Kresna

Di Bali Arjuna selain sakti juga dikenal dengan sosok tampan dengan Dewa Asmara (cinta) yang dekat dengan sarana menaklukan wanita, berupa 'uang kepeng bergambar arjuna' (pis rejuna) atau bunga kembang sepatu merah (Hibiscus Rosa Sinensis L) sebagai 'pucuk rejuna'. Sarana yang identik dengan sosok Arjuna tersebut diyakini memberikan aura ketampanan pada pria sehingga digandrungi oleh wanita.



Komentar